Muhammad bin Abdullāh (lahir di Mekkah, 20 April 570 – meninggal
di Madinah, 8 Juni 632 pada umur 62
tahun) adalah seorang nabi dan rasulyang terakhir bagi umat Muslim. Muhammad
menciptakan ajaran dan ilmu
pengetahuan berupa agama Islam.
Michael
H. Hart dalam bukunya The 100 menilai
Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Menurut
Hart, Muhammad adalah satu-satunya orang yang berhasil meraih keberhasilan luar
biasa baik dalam hal spiritual maupun kemasyarakatan. Hart mencatat bahwa
Muhammad mampu mengelola bangsa yang awalnya egoistis, terbelakang, dan
terpecah-belah oleh sentimen kesukuan menjadi bangsa yang maju dalam bidang
ekonomi, kebudayaan, dan kemiliteran bahkan sanggup mengalahkan pasukan Romawi yang
saat itu merupakan kekuatan militer terdepan di dunia.
"Muhammad" (Arab: محمد
بن عبد الله; Transliterasi: Muḥammad; diucapkan [mʊħɑmmæd] secara bahasa berasal
dari akar kata semitik 'H-M-D' yang dalam bahasa Arab berarti "dia
yang terpuji". Selain itu di dalam salah satu ayat Al-Qur'an,Muhammad
dipanggil dengan nama "Ahmad" (أحمد), yang dalam bahasa Arab juga
berarti "terpuji".
Sebelum masa kenabian, Muhammad mendapatkan dua
julukan dari suku Quraisy (suku terbesar di Mekkah yang juga suku dari
Muhammad) yaituAl-Amiin yang artinya "orang yang dapat
dipercaya" dan As-Saadiq yang artinya "yang benar".
Setelah masa kenabian para sahabatnya memanggilnya dengan gelar Rasul
Allāh (رسول الله), kemudian menambahkan kalimat Shalallaahu 'Alayhi
Wasallam (صلى الله عليه و سلم, yang berarti "semoga Allah memberi
kebahagiaan dan keselamatan kepadanya"; sering disingkat "S.A.W"
atau "SAW") setelah namanya.
Muhammad juga mendapatkan julukan Abu al-Qasim
yang berarti "bapak Qasim", karena Muhammad pernah memiliki anak
lelaki yang bernama Qasim, tetapi ia meninggal dunia sebelum mencapai usia
dewasa.
Muhammad pertama kali diangkat menjadi rasul pada
malam hari tanggal 17 Ramadhan/ 6 Agustus 611 M, diriwayatkanMalaikat Jibril datang
dan membacakan surah pertama
dari Quran yang disampaikan kepada Muhammad, yaitu surah Al-Alaq. Muhammad
diperintahkan untuk membaca ayat yang telah disampaikan kepadanya, namun ia mengelak
dengan berkata ia tak bisa membaca. Jibril mengulangi tiga kali meminta agar
Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama. Jibril berkata:
“
|
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang
Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca).
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Al-Alaq 96: 1-5)
|
”
|
Muhammad berusia 40 tahun 6 bulan dan 8 hari ketika
ayat pertama sekaligus pengangkatannya sebagai rasul disampaikan kepadanya
menurut perhitungantahun kamariah (penanggalan berdasarkan bulan), atau 39
tahun 3 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun syamsiah atau tahun masehi (penanggalan
berdasarkan matahari). Setelah kejadian di Gua Hira tersebut, Muhammad kembali
ke rumahnya, diriwayatkan ia merasakan suhu tubuhnya panas dan dingin secara
bergantian akibat peristiwa yang baru saja dialaminya dan meminta istrinya agar
memberinya selimut.
Diriwayatkan pula untuk lebih menenangkan hati
suaminya, Khadijah mengajak Muhammad mendatangi saudara sepupunya yang juga
seorang Nasrani yaitu Waraqah bin Naufal. Waraqah banyak mengetahui
nubuat tentang nabi terakhir dari kitab-kitab suci Kristen dan Yahudi.
Mendengar cerita yang dialami Muhammad, Waraqah pun berkata, bahwa ia telah
dipilih oleh Tuhan menjadi seorang nabi. Kemudian Waraqah menyebutkan
bahwa An-Nâmûs al-Akbar (Malaikat Jibril) telah datang kepadanya,
kaumnya akan mengatakan bahwa ia seorang penipu, mereka akan memusuhi dan
melawannya.
Muhammad menerima ayat-ayat Quran secara
berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Ayat-ayat tersebut diturunkan
berdasarkan kejadian faktual yang sedang terjadi, sehingga hampir setiap ayat
Quran turun disertai oleh Asbabun
Nuzul (sebab/kejadian yang mendasari penurunan ayat). Ayat-ayat yang
turun sejauh itu dikumpulkan sebagai kompilasi bernama Al Mushaf yang
juga dinamakan Al-
Qurʾān (bacaan).
Sebagian ayat Quran mempunyai tafsir atau
pengertian yang izhar (jelas), terutama ayat-ayat mengenai hukum Islam,
hukum perdagangan, hukum pernikahan dan landasan peraturan yang ditetapkan oleh
Islam dalam aspek lain. Sedangkan sebagian ayat lain yang diturunkan pada
Muhammad bersifat samar pengertiannya, dalam artian perlu ada interpretasi dan
pengkajian lebih mendalam untuk memastikan makna yang terkandung di dalamnya,
dalam hal ini kebanyakan Muhammad memberi contoh langsung penerapan ayat-ayat
tersebut dalam interaksi sosial dan religiusnya sehari-hari, sehingga para
pengikutnya mengikutinya sebagai contoh dan standar dalam berperilaku dan
bertata krama dalam kehidupan bermasyarakat.
Sekitar tahun 613 M, tiga tahun setelah Islam
disebarkan secara diam-diam, Muhammad mulai melakukan penyebaran Islam secara
terbuka kepada masyarakat Mekkah, respon yang ia terima sangat keras dan masif,
ini disebabkan karena ajaran Islam yang dibawa olehnya bertentangan dengan apa
yang sudah menjadi budaya dan pola pikir masyarakat Mekkah saat itu. Pemimpin
Mekkah Abu
Jahal menyatakan bahwa Muhammad adalah orang gila yang akan merusak
tatanan hidup orang Mekkah, akibat penolakan keras yang datang dari masyarakat
jahiliyyah di Mekkah dan kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin Quraisy
yang menentangnya, Muhammad dan banyak pemeluk Islam awal disiksa, dianiaya,
dihina, disingkirkan, dan dikucilkan dari pergaulan masyarakat Mekkah.
Walau mendapat perlakuan tersebut, ia tetap mendapatkan
pengikut dalam jumlah besar, para pengikutnya ini kemudian menyebarkan
ajarannya melalui perdagangan ke negeri Syam, Persia, dan kawasan
jazirah Arab. Setelah itu, banyak orang yang penasaran dan tertarik kemudian
datang ke Mekkah dan Madinah untuk mendengar langsung dari Muhammad, penampilan
dan kepribadiannya yang sudah terkenal baik memudahkannya untuk mendapat
simpati dan dukungan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini menjadi semakin
mudah ketika Umar bin Khattab dan sejumlah besar tokoh
petinggi suku Quraisy lainnya memutuskan untuk memeluk ajaran islam, meskipun
banyak juga yang menjadi antipati mengingat saat itu sentimen kesukuan sangat
besar di Mekkah dan Medinah. Tercatat pula Muhammad mendapatkan banyak pengikut
dari negeri Farsi (sekarang Iran), salah satu yang tercatat adalah Salman
al-Farisi, seorang ilmuwan asal Persia yang kemudian menjadi sahabat
Muhammad.
Penyiksaan yang dialami hampir seluruh pemeluk Islam
selama periode ini mendorong lahirnya gagasan untuk berhijrah (pindah)
ke Habsyah (sekarang Ethiopia). Negus atau raja
Habsyah, memperbolehkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya dan melindungi
mereka dari tekanan penguasa di Mekkah. Muhammad sendiri, pada tahun 622 hijrah ke
Yatsrib, kota yang berjarak sekitar 200 mil (320 km) di sebelah Utara Mekkah.
Masyarakat Arab dari berbagai suku setiap tahunnya
datang ke Mekkah untuk
beziarah ke Bait Allah atau Ka'bah, mereka menjalankan berbagai tradisi keagamaan
dalam kunjungan tersebut. Muhammad melihat ini sebagai peluang untuk menyebarluaskan
ajaran Islam. Di antara mereka yang tertarik dengan ajarannya ialah sekumpulan
orang dari Yatsrib.
Mereka menemui Muhammad dan beberapa orang yang telah terlebih dahulu memeluk Islam
dari Mekkah di suatu tempat bernama Aqabah secara
sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka lalu bersumpah untuk
melindungi para pemeluk Islam dan Muhammad dari kekejaman penduduk Mekkah.
Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari
Yatsrib datang lagi ke Mekkah, mereka menemui Muhammad di tempat mereka bertemu
sebelumnya. Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu pamannya yang saat itu belum
menganut Islam, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka mengundang
orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yastrib dikarenakan situasi di
Mekkah yang tidak kondusif bagi keamanan para pemeluk Islam. Muhammad akhirnya
menerima ajakan tersebut dan memutuskan berhijrah ke Yastrib PADA TAHUN 622 M.
Mengetahui bahwa banyak pemeluk Islam berniat
meninggalkan Mekkah, masyarakat jahiliyahMekkah
berusaha mengcegahnya, mereka beranggapan bahwa bila dibiarkan berhijrah ke
Yastrib, Muhammad akan mendapat peluang untuk mengembangkan agama Islam ke
daerah-daerah yang jauh lebih luas. Setelah selama kurang lebih dua bulan ia
dan pemeluk Islam terlibat dalam peperangan dan serangkaian perjanjian,
akhirnya masyarakat Muslim pindah dari Mekkah ke Yastrib, yang kemudian setelah
kedatangan rombongan dari Makkah pada tahun 622 dikenal sebagai Madinah atau Madinatun
Nabi (kota Nabi).
Di Madinah,
pemerintahan (kekhalifahan)
Islam diwujudkan di bawah pimpinan Muhammad. Umat Islam bebas beribadah (salat) dan
bermasyarakat di Madinah, begitupun kaum minoritas Kristendan Yahudi. Dalam
periode setelah hijrah ke Madinah, Muhammad sering mendapat serangkaian
serangan, teror, ancaman pembunuhan dan peperangan yang ia terima dari penguasa
Mekkah, akan tetapi semuanya dapat teratasi lebih mudah dengan umat Islam yang
saat itu telah bersatu di Madinah.
Tahun 629 M, tahun ke-8 H setelah hijrah ke Madinah,
Muhammad berangkat kembali ke Makkah dengan membawa pasukan Muslim sebanyak
10.000 orang, saat itu ia bermaksud untuk menaklukkan kota Mekkah dan
menyatukan para penduduk kota Mekkah dan madinah. Penguasa Mekkah yang tidak
memiliki pertahanan yang memadai kemudian setuju untuk menyerahkan kota Makkah
tanpa perlawanan, dengan syarat kota Mekkah akan diserahkan tahun berikutnya.
Muhammad menyetujuinya, dan ketika pada tahun berikutnya ketika ia kembali, ia
telah berhasil mempersatukan Mekkah dan Madinah, dan lebih luas lagi ia saat
itu telah berhasil menyebarluaskan Islam ke seluruh Jazirah Arab.
Muhammad memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji,
memusnahkan semua berhala yang ada di sekeliling Ka'bah, dan kemudian
memberikan amnesti umum dan menegakkan peraturan Islam di kota Mekkah.
Dengan membaca Biografi singkat ini Semoga penulis dan kita semua dapat memahami dan mencontoh para tokoh Islam dan diberikan kesempatan oleh ALLAH SWT untuk menjadi pengikut Nabi Muhhamad SAW pada saat ajal menjemput. Katakan lah DIa lah Allah Yang Maha Esa, yang bergantung kepadanya segala sesuatu, tidak beranak dan tidak pula diperanakan, tidak ada seorang pun yang setara dengan Nya. Ya Allah, tunjuki lah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang Engkau Ridhoi, bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai atau jalan orang-orang yang sesat. Ya Allah tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha suci Engkau, sungguh aku ini termasuk orang-orang yang zolim, aku suka menzolimi diriku sendiri. Ya Allah, lindungilah aku dari api neraka. Amin
Bersambung
Sumber:
1. Wikipedia
2. Dari berbagai sumber
No comments :
Post a Comment