Thursday 10 April 2014

Sejarah kelam Kalbar

Diperkiraakan tahun 1745an orang-orang cina di datangkan secara besar-besaran ke Kalimantan Barat oleh Sultan Sambas. Mereka didatangkan sebagai tenaga Rodi perkongsian tambang emas oleh Sultan Sambas dan Panembahan Mempawah di Monterado, kedatangan mereka di Monterado membentuk Konsi TaiKong (Parit Besar) dan Samto Kiaw (Tiga Jembatan)

Di Monterado, Setelah banyak dan merasa kuat, ditambah wewenang yang di berikan oleh sultan sambas, timbul lah sifat asli orang-orang cina tersebut, mereka sewenang-wenang dan sok kuasa dan menekan penduduk pribumi, maka sekitar tahun 1770 di Monterado terjadi peperangan dengan Suku Dayak dan menewaskan kepala suku Dayak. Sultan sambas menetapkan orang-orang cina hanya tunduk di bawah kekuasaan Sultan dan wajib membayar upeti tiap bulan kepada kesultanan sambas, mereka pun di berikan wewenang untuk mengatur pemerintahan local, pengadilan, keamanan wilayah nya dan lain-lain selayaknya Republik (Negara) kecil.semenjak itulah kesewenang-wenangan mereka makin menjadi-jadi dan penduduk pribumi merasa tertekan yang pada akhirnya mereka pindah ketempat aman dari orang cina.

Salah satu ketua perkongsian yang bernama Lo Fung, banyak menguasai perkongsian-perkongsian lain seperti perkongsian di Ngabang, Mempawah, Pontianak, dan Landak, yang pada akhirnya Lo Fung berhasil mendirikan sebuah Negara di Kalimantan Barat dengan nama Republik Lang Fong.
Semenjak kematian La Fung  pada Tahun 1795, tidak ada pemimpin yang cakap, dan Republik Lang Fong yang setiap tahun memberikan Upeti kepada Kaisar Cina akhirnya bubar. Ketua Kongsi yang bernama Sam Tiu Kiu melakukan penggalian emas di Sungai Raya, Singkawang membuat marah Tai Kong karena Sam Tiu Kiu menggali emas di wilayahnya (Monterado) tanpa izin, dan terjadi lah perang Tahun 1795. Dan  pada Tahun 1796 Sam Tiu Kiu yang berpusat di Sambas meminta bantuan kerajaan Sambas, menyerang Tai Kong dan berhasil mengalahkannya, tetapi dalam peperangan tersebut Panglima Tengku Sambo mati terbunuh, dan perang tersebut oleh Masyarakat Sambas dikenal denga Perang Tengku Sambo.

Pada Tahun, 1819 orang cina di Sambas dan Mandor melakukan pemberontakan dan tidak mengakui kekuasaan Penjajah Belanda, dan sebanyak 1000 orang cina menyerang markas Belanda di Pontianak

Pada Tahun 1850 orang cina (perkongsian Tai Kong, Sam Tiu Kiu, Mang Kit Tiu) melakukan pemberontakan terhadap kerajaan Sambas, pada peperangan tersebut kerajaan Sambas yang di pimpin oleh Sultan Abubar Tadjudin II hampir mengalami kekalahan, pada saat kritis tersebut Sultan Abubajar Tadjudin II berinisiatif meminta bantuan Penjajah Belanda, baru pada Tahun 1851 Kompeni Belanda datang ke Sambas yang di pimpin oleh Overste Zong, yang mengakibatkan Overste Zong mati pada saat merebut benteng pusat pertahanan cina semini Pemangkat.

No comments :

Post a Comment

MENU BAR